Monexnews – Dollar AS menguat tipis pada hari Senin didorong rendahnya imbal hasil obligasi pemerintahan Jepang. Namun, penguatan ini masih belum cukup untuk menahan tekanan dari dampak negative kasus Hillary Clinton yang diangkat oleh Federal Bureau of Investigation (FBI) AS.
Indeks dollar AS saat penulisan diperdagangkan di kisaran level 98.36, setelah sempat menyentuh level terendah Jumat minggu lalu di level 98.24. tingkat support pergerakan harga ini ada di 97.97, dan resisten di 99.12.
Pada hari Jumat, 28 Oktober 2016, FBI menyatakan akan menginvestigasi kasus Hillary Clinton terkait penggunaan server email pribadi pada masa menjabat sebagai menteri dalam negeri AS. Hal ini menyebabkan goyahnya posisi Clinton sebagai salah satu kandidat presiden AS.
Namun, hingga saat ini, beberapa analis masih berpendapat bahwa kemungkinan kemenangan Hillary Clinton masih lebih besar dibandingkan dengan Donald Trump. Hal ini juga diharapkan akan semakin memperkuat nilai dollar AS, terutama setelah berlangsungnya pemilu itu tersebut. Karena apabila Donald Trump memenangkan kursi presiden, para analis merasa bahwa iklim perekonomian AS berpotensi memburuk. Kemenangan Clinton juga disinyalir akan menjadi acuan bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga AS di bulan Desember.
Sementara ini pasar akan berfokus kepada perekonomian dan polotik AS, meliputi pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) pada hari Kamis minggu ini, pemilu presiden AS pada tanggal 8 November 2016, dan momen – momen perekonomian AS lainnya yang berpotensi memberikan sinyal perkembangan kebijakan The Fed dalam mengambil kebijakan terkait suku bunga AS
(SH)